Sunday 4 October 2015

Chocolate Factory Tour and Tasting with Pipiltin Cocoa and Foody Indonesia


Helloooo Food Loverrsss! Kali ini Bon Appetit Diary mendapat kesempatan emas untuk berkeliling ke pabrik coklat Pipiltin Cocoa yang berada di Jalan Barito dan juga kita diberi kesempatan untuk mencicipi beberapa coklat dari Pipiltin Cocoa ini.
Acara ini di selenggarakan oleh Pipiltin Cocoa dan Foody Indonesia untuk merayakan "International Chocolate day" atau "Hari Coklat Internasional" yang jatuh pada tanggal 13 September.


Jadi dalam acara ini kami dijelaskan bagaimana cara membuat coklat oleh owner dari Pipiltin Cocoa nya sendiri, Mbak Tissa Aunilla. Kami dijelaskan dari mana coklat-coklat Pipiltin berasal yang ternyata semua berasal dari Indonesia. Ternyata di Indonesia terdapat coklat dengan kualitas terbaik di dunia adalah "Criollo Chocolate" yang jumlah populasinya di dunia hanya 3%. Salah satu produsen coklat terbaik itu ada di Jember, Jawa Timur. Sebagian besar coklat di sini berasal dari Aceh, Bali, dan Flores.Lalu kami diajarkan apa itu coklat asli dan murni atau "couverture" dan coklat campuran atau "compound". Couverture itu adalah coklat yang dicampur dengan minyak coklat itu sendiri dan harganya lebih mahal karena untuk membuat minyak coklat sulit, sedangkan compound adalah coklat yang dicampur dengan minyak sayur dan kandungan coklatnya juga lebih sedikit. Oleh karena itu, harga compound cenderung lebih murah dan lebih praktis membuatnya. Untuk rasa, jelas banget kalau couverture lebih enak karena terasa sekali coklatnya,


Setelah dijelaskan tentang coklat, kami diajak keliling pabrik untuk ditunjukkan bagaimana cara pembuatan coklat yang berkualitas premium, Pada awalnya, coklat itu berasal dari buah coklat yang berukuran besar seperti foto di atas.


Buah coklat itu akan berubah menjadi warna coklat ketika sudah matang. Di dalam buah coklat tersebut terdapat biji-bji yang seukuran kacang almond.


Biji-biji coklat ini kemudian difermentasi selama kurang lebih 5 hari. Proses fermentasi ini kompleks karena harus terus dikontrol supaya mendapatkan rasa yang enak. Setelah difermentasi, biji-biji ini dijemur sampai benar-benar kering.


Lalu, biji-biji ini di-roast untuk memunculkan rasa coklat yang sebenarnya dan untuk mendapatkan rasa yang maksimal.


Selanjutnya, biji yang sudah di-roast itu masuk ke tahap winnowing atau pengupasan kulit biji untuk mengambil biji yang kecil yang nanti akan diolah untuk menjadi coklat batangan.


Nah, yang ini adalah alat untuk mengupas kulit dan memilah mana kulitnya dan mana isinya.



Hanya tinggal masukkan saja biji-biji coklat yang sudah di-roast, nanti akan keluar dalam bentuk biji-biji kecil.




Setelah itu, biji-biji yang kecil ini akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu tahap grinding dan mixing.


Grinding dan mixing adalah tahapan di mana coklat berubah menjadi cairan dan coklat itu dicampur dengan gula, susu, dan bahan lainnya seperti cocoa butter.


Ini adalah bahan-bahan untuk proses mixing. Paling kiri adalah susu atau krim, lalu di tengah ada cocoa butter, dan gula.


Adonan coklat itu terus diaduk tanpa henti sampai berhar-hari dan sampai merata untuk menciptakan sebuah coklat yang lezat.


Setelah itu adalah proses conching, yaitu proses di mana nanti tong-tong ini akan ditutup, tapi diberikan celah sedikit untuk menguapkan asam dari adonan coklat tersebut, Tahap ini dilakukan karena tingkat keasaman dari buah coklat itu berbeda-beda, tergantung dari jenis buah coklat itu sendiri. Nah, untuk mengurangi asamnya itu jadi perlu tahapan itu.


Setelah proses conching selesai, coklat-coklat tersebut akan di bawa ke ruangan ini untuk dicetak menjadi coklat batangan yang biasa kita lihat.



Coklat cair itu akan dimasukkan ke dalam mesin itu agar tetap meleleh dan hangat. Lalu, coklat cair itu dituang ke dalam cetakan.


Ketika sudah masuk ke dalam cetakan, coklat ini harus didinginkan di suhu ruangan biasa. Setelah beberapa saat, coklat tersebut baru dimasukkan ke pendingin untuk menjadi coklat batangan.


Maka hasilnya nanti akan menjadi seperti coklat batangan yang kita konsumsi sehari-hari.


Setelah melihat bagaimana cara pembuatan coklat, kami pun diajak untuk merangsang indra penciuman dan perasa kami di sesi Chocolate Tasting.


Kami diberikan 8 gelas yang diisi dengan sesuatu di dalamnya lalu ditutup oleh kapas supaya kami tidak tahu apa isinya. Kami harus menebak isi-isi dari gelas tersebut melalui indra penciuman. Terakhir, kami diberikan 6 jenis coklat yang memiliki kadar dan karakteristik yang berbeda. Kami disuruh menebak mana couverture dan mana yang compound, lalu kami harus menebak mana coklat dari Bali, dari Flores, dan dari Aceh.


Kami mendapatkan sebuah coklat Tabanan Bali (Rp 60.000,- / 80 gram) yang kadar coklatnya 60%. Rasa dari coklat ini sangat enak karena bener-bener melted di mulut. Tapi coklat ini kurang cocok untuk penyuka dark chocolate karena kadar coklatnya kurang (kurang dark). Rasa coklat ini juga premium banget, seperti coklat-coklat Swiss. Jadi, ngapain jauh-jauh ke Swiss kalo di Jakarta aja ada yang menjual coklat yang setara dengan coklat Swiss!



Di sini juga ada cafe nya, loh! Kita bisa nyobain dessert-dessert yang ada di sini.





Tempatnya cukup cozy dan enak untuk nongkrong atau buat ngobrol bareng temen sambil menikmati coklat lezat.



Di sini juga ada chocolate praline yang imut-imut dan lucu yang sekali aamm langsung abis deh :D


Kami sangat senang bisa diundang dan bisa mengikuti acara ini karena menurut kami acara ini sangat edukatif dan menambah pengetahuan. Kami jadi tahu cara membuat coklat itu seperti apa dan bagaimana cara mendapatkan coklat yang lezat dan berkualitas.

Terima kasih Foody Indonesia dan Pipiltin Cocoa yang telah mengundang kami dalam acara ini. Sekian review dari kami. BON APPETIT, GUYS!!

Pipiltin Cocoa
Jalan Barito 2 no. 5, Kebayoran Baru, Jakarta
(021)72800011 

Jalan Senopati no. 27, Kebayoran Baru, Jakarta
(021)36446914 



No comments:

Post a Comment